Produk terbaru :
Keseluruhan Produk

Penjelasan dan Defenisi AMPUL

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba.(Lachman hal.1254)
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsip ini termasuk sediaan parenteral mata dan iritasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis,dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan dalam produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi apakah fisik, kimia, mikrobiologis. (Lachman hal 1292)
Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar. Ukuran nominalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20 kadang-kadang juga 25 atau 30 ml. Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya ditentukan pemakaian dalam satu kali pemakaiannya untuk satu kali injeksi. Menurut peraturan ampul dibuat dari gelas tidak berwarna, akan tetapi untuk bahan obat peka cahaya dapat dibuat dari bahan gelas berwarna coklat tua. Ampul gelas berleher dua ini sangat berkembang pesat sebagai ampul minum untuk pemakaian peroralia (R. Voigt hal. 464)
Ampul merupakan wadah takaran tunggal sehingga penggunaannya untuk satu kali injeksi. Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas berwarna coklat tua.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara dalam keadaan:
1. Tidak perlu pengawet karena merupakan takaran tunggal
2. Tidak perlu isotonis
3. Diisi melalui buret yang ujungnya disterilkan terlebih dahulu dengan
alkohol 70 %
4. Buret dibilas dengan larutan obat sebelum diisi
Injeksi telah digunakan untuk pertama kalinya pada manusia sejak tahun 1660, meskipun demikian perkembangan pertama injeksi semprot baru berlangsung pada tahun 1852, khususnya pada saat dikenalkannya ampul gelas, untuk mengembangkannya bentuk aplikasi ini lebih lanjut. Ampul gelas secara serempak dirumuskan oleh apoteker LIMOUSIN (Perancis) dan FRIEDLAENDER (Jerman) pada tahun 1886.
Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lender. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena bahaya hambatan pembuluh kapiler. Suspensi air, minyak dan larutan minyak biasanya tidak dapat diberikan secara subkutan, karena akan timbul rasa sakit dan iritasi. Jaringan otot mentolerasi minyak dan partikel-partikel yang tersuspensi cukup baik, di dalam minyak sehingga jaringan tersebut merupakan satu-satunya rute yang biasanya cocok untuk minyak dan suspensi dalam minyak.
Persyaratan dalam larutan injeksi :
Kerja optimal dan sifat tersatukan dari larutan obat yang diberikan secara parenteral hanya akan diperoleh jika persyaratan berikut terpenuhi :
- Sesuainya kandungan bahan obat yang dinyatakan di dalam etiket dan yang ada dalam sediaan, tidak terjadi penggunaan efek selama penyimpanan akibat perusakan obat secara kimia dan sebagainya.
- Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap steril tetapi juga mencegah terjadinya antaraksi antarbahan obat dan material dinding wadah.
- Tersatukan tanpa terjadinya reaksi. Untuk beberapa faktor yang paling menentukan: bebas kuman, bebas pirogen, bebas pelarut yang secara fisiologis, isotonis , isohidris, bebas bahan melayang.
Intravena
Merupakan larutan, dapat mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi yang dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonis dan hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena harus jernih betul, bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian. Penggunaan injeksi intravena tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.
Pemberian obat intramuscular menghasilkan efek obat yang kurang cepat, tetapi biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemerian lewat IV.
Syarat pemerian obat secara IM :
1. dapat berupa larutan, air, minyak, atau suspensi. Biasanya dalam bentuk air lebih cepat diabsorbsi dari pada bentuk suspensi dan minyak.
2. dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam otot rangka
3. tempat penyuntikan sebaiknya sejauh mungkin dari syaraf- syaraf utama dan pembuluh-pembuluh darah utama.
4. pada orang dewasa, tempat yang paling sering digunakan utnuk suntik IM, adalah seperempat bagian atas luar otot gluteus max. pada bayi, daerah glutel sempit dan komponen utama adalah lemak, Bukan otot
5. tempat suntikan lebih baik dibagian atas atau bawah deltoid, karena lebih jauh dari syaraf radial.
6. Volume yang umum diberikan IM, sebaiknya dibatasi maximal 5 mili, bila disuntuikan didaerah glutel dan 2 ml bila di deltoid.
Injeksi Antibiotik untuk Meningitis
Meningitis merupakan peradangan meningen biasanya disebabkan bakteri atau virus.Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit ini adalah antara lain : Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan virus yang dapat menyebabkan meningitis antara lain: virus coxsackie, virus gondongan dan virus koriomeningitis limfositik.
Ampisilin merupakan salah satu antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati meningitis. Penggunaanya biasa dikombinasi dengan sulbaktam untuk meningkatkan aktivitas nya. Dosis lazim yang digunakan adalah: 1,5 gr – 3gr kombinasi antara ampisilin dengan sulbaktam dengan perbandingan 2:1. berdasarkan literatur 375 mg kombinasi tersebut larut dalam 1 ml air. Sehingga bentuk sediaan yang dipakai adalah ampul rekonstitusi karena ampisilin tidak stabil pada air pada waktu yang lama.
Injeksi Antibiotik Golongan Beta Laktam
Suspensi kering adalah sediaan khusus dengan preparat berbentuk serbuk kering yang baru dirubah menjadi suspensi dengan penambahan airr sesaat sebelum digunakan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat dari campuran kering untuk suspensi oral adalah obat-obat anatibiotik karena obat-obat seperti antibiotik tidak stabil untuk disimpan dalam periode tertentu dengan adanya cairan pembawa air maka lebih sering diberikan sebagai campuran serbuk keringuntuk dibuat suspensi pada waktu pada waktu akan diberikan. Alasan pembuatan suspensi kering salah satunya adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi.
Suspensi kering dibuat dengan granulasi maupun tanpa granukasi. Granulasi adalah suatu metode yang memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir serbuk.
Persyaratan pada sebuah granulat sebaiknya :
1. Dalam bentuk dan warana yang sedapat mungkin teratur
2. Memiliki sifat alir yang baik
3. Tidak terlalu kering
4. Hancur baik dalam air
5. Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
Injeksi Antiasma
Asma adalah suatu penyakit alergi yang bercirikan peradangan steril kronis yang disertai serangan sesak napas akut secara berkala mudah tersengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas). Ciri lain adalah hipersekresi dahak yang biasanya lebih parah pada malam hari dan meningkatkan ambang rangsang (hiperreaktivitas) bronchi terhadap rangsangan alergis maupun non alergis.
Aminofilin digunakan sebagai antiasma golongan beta2-mimetika yang mempunyai indikasi sama dengan teofilin sebagai bronkodilator. Pada bronkospasme yang akut aminofilin diberikan melalui intravena secara injeksi atau infuse. (Obat-Obat Penting)
Injeksi Aminofilin
Teofilin secara langsung merelaksasi otot polos pada saluran pernafasan, menyebabkan bronkodilatasi serta meningkatkan sirkulasi pernafasan dan kapasitas vital paru-paru.
Injeksi Amikasin
Amikasin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki khasiat untuk mengatasi basil gram negatif terutama Pseudomonas. Zat ini terutama digunakan untuk terapi singkat pada infeksi yang resisten terhadap aminoglikosida lain.
Injeksi Antihipertensi Golongan Beta – Bloker
Propanolol HCl adalah bentuk garam dari Propanolol yang lebih mudah larut dalam air. Memiliki khasiat sebagai anti hipertensi (β-blocker) yang digunakan secara intra vena (i.v).
Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakologi dan terapi hal 308).
Injeksi Vitamin C
Vitamin C tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien dalam kondisi tertentu seperti pasien penderita maag. Namun pada keaadaan defisiensi vitamin C pasien tersebut harus segera diberikan suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat dalam bentuk sediaan injeksi. Injeksi intravena vitamin C dapat menyebabkan pusing dan pingsan, oleh sebab itu vitamin C dibuat dalam bentuk injeksi intra muscular, walaupun pemmberian secara IM akan meninggalkan rasa sakit ditempat suntikan. Pemerian obat IM memberikan efek obat yang kurang tepat, tetapi biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemberian lewat IV.
Injeksi Atropin Sulfat
Injeksi atropin sulfat adalah larutan steril atropine sulfat dlam air untuk injeksi yang telah dibuat isotonic dengan penambahan NaCl (FI IV hal 117).
Persyaratan : Mengandung atropine sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H20 , tidak kurang dari 93,0 % dan tidak lebih dari 107,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Farmakologi : Pengaruh atropine sulfat terhadap jantung bifasik, atropine juga dapat menghambat bradikardia, yang ditimbulkan oleh obat kolinergik. Atropine tidak mempengaruhi tekanan darah secara langsung. Atropine juga ttidak berefek terhadap sirkulasi darah bila diberikan sendiri.
Injeksi Oxytocin (Intramuskular)
Oksitosin (ŏk'sĭ-tō'sĭn) (bahasa Yunani: "kelahiran cepat") adalah hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga mempermudah dalam membantu proses kelahiran.
Injeksi oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai, bahan yang mengandung hormon polipeptida yang mempunyai sifat yang menyebabkan kontraksi otot rahim, otot vaskular, dan otot halus lain, yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari globus posterior kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat yang biasa dimakan.
Injeksi Ampicilin
Salah satu zat aktif yang dapat dibuat kedalam sediaan injeksi adalah ampisillin. Ampisillin merupakan suatu antibiotik. Umumnya injeksi ampisillin diberikan melalui rute intravena (i.v) atau melalui rute intramuskular (i.m). Efek yang dihasilkan secara intravena lebih cepat bila dibandingkan dengan pemberian secara intramuskular. Pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat. Rute ini diberikan jika penderita tidak sadarkan diri, tidak dapat menerima obat melalui oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian lain.
Injeksi Vitamin A ( Intramuscular )
Vitamin A, dikenal dengan nama Retinol atau Asam Retinoik. Vitamin A adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Molekul lemak pulalah yang mengantarkan vitamin ini ke seluruh bagian tubuh. Artinya bila kita tidak mengkonsumsi lemak sama sekali, maka kita tidak bisa mendapatkan manfaat vitamin tersebut
Mengingat bahwa tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin A, maka satu-satunya cara adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Vitamin ini bisa didapat dari makanan yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Sebenarnya bukan vitamin A yang dikandung sayuran tersebut, tapi beta karoten. Beta karoten inilah yang kemudian diubah tubuh menjadi vitamin A.
Vitamin A sangat berguna untuk penglihatan, terutama di malam hari. Juga bermanfaat untuk kekebalan tubuh, pembentukan dan pemeliharaan sel-sel kulit, saluran pencernaan dan selaput kulit. Meski tak banyak orang yang tahu, vitamin A sebenarnya ikut mempengaruhi pertumbuhan gigi dan tulang belulang yang sehat.
Vitamin A dibuat dalam bentuk sediaan injeksi dan digunakan oleh pasien yang memerlukan efeknya secara cepat. Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Injeksi Epinefrin HCl
Zat aktif yang digunakan adalah kortison, tetapi dikarenakan zat tersebut sukar larut dalam pelarut air, maka digunakan bentuk garamnya sebagai zat aktif yaitu, hidrokortison Na asetat, dengan dosis yang digunakan adalah 100mg/hari. Dan proses sterilisasi secara aseptis.
Pada injeksi ini digunakan pemakaian dosis ganda, sehingga diperlukan penambahan pengawet. Karena dalam pengambilannya selalu berulang sehingga kemungkinan terkontaminasi dengan udara sangat mudah. Pengawet yang digunakan yaitu Benzalkonium klorida yang berfungsi sebagai anti mikrobal.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Tidak perlu pengawet, karena merupakan takaran tunggal
2. Tidak perlu isotonis, kecepatan untuk subkengan udara panas suhuutan dan i.v volume besar
3. Tidak perlu dapar untuk mempertahankan stabilitas pHnya. Dicari cara sterilisasi yang sama, jika pH yang lewat asam, basa itu dikhawatirkan bila tidak ada dapar. Misalnya pH 5/9 sebaiknya didapar
4. Isi melalui buret, dimana ujungnya disterilkan dulu dengan alkohol 70% dengan kapas
5. Bilas buret dengan larutan obat sebelum diisi
Injeksi Propanolol (Intravena)
Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakoligi dan terapi hal 308)
Injeksi Digoksin ( Intravena )
Injeksi Digoxin adalah larutan steril digoksin dalam pelarut yang sesuai. Digoksin merupakan glikosida kardiotonik yang diperoleh dari daun Digitalis lanata. Digoksin, manfaatnya pada gagal jantung kongestif terutama karena efek peningkatan kontraktilitas jantung, sehingga menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga tekanan vena berkurang dan akan mengurangi gejala bendungan. Selain itu juga menyebabkan perlambatan denyut ventrikel dan fibrilasi dan flutter atrium, namun pada dosis toksik dapat menimbulkan aritmia. Injeksi digoksin dibuat dalam bentuk suspensi, karena digoksin merupakan zat aktif yang tidak larut dalam air. Agar larut dan stabil maka digunakan zat tambahan yaitu suspending agent. Suspending agent yang digunakan adalah CMC Na (Carboxymetylcellulosa natrium) dengan konsentrasi 0,05 – 0,75 %, digunakan dalam konsentrasi yang rendah agar dapat bercampur dengan darah dan tidak menghambat aliran darah.
Zat pengisotonis tidak digunakan dalam sediaan ini karena voleme sediaan kecil yaitu 1 ml. Zat pengawet juga tidak digunakan karena sediaan ini merupakan dosis tunggal. Sebelum dicampur dengan suspending agent, digoksin digerus terlebih dahulu agar ukuran partikelnya lebih kecil dan seragam sehingga lebih mudah terdispersi dan tidak mengendap ketika digunakan. Rute pemberian adalah secara intravena yang menimbulkan efek lebih cepat daripada intramuscular atau subcutan karena digoksin merupakan obat jantung yang efeknya harus cepat selain itu pemberian intramuscular dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan nekrosis.
Injeksi Diazepam ( Intravena )
Diazepam merupakan obat golongan anastesi umum yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Diazepam dibuat dalam bentuk sediaan injeksi yang ditujukan dalam keadaan darurat katrena dapat mencapai efek yang cepat.
Injeksi Strikinin NO3 ( Intravena )
FARMAKOLOGI
Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitor penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pasca sinaps. Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Sifat khas yang lainnya dari kejang striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Injeksi Vitamin D ( Intravena )
Salah satu zat aktif yang dapat digunakan pada sediaan injeksi adalah vit.D. dalam praktikum ini akan dibuat sediaan injeksi yang mengandung calcitriol yaitu 1,25- dihidroksikolekalsiferol yang merupakan analog dari vitamin D.injeksi calcitriol adalah larutan obat steril dan isotonis yang mempunyai pH mendekati 7, berkhasiat sebagai hipokalsemia.
Injeksi Klopromazin (Intramuscular)
Injeksi klorpromazin adalah sediaan larutan steril yang mengandung klorpromazin hidroklorida dalam air injeksi (British Pharmacopeia 2007, hal. 2419) yang diberikan melalui rute intramuskular (BNF 37, hal169).
Injeksi Hidrokortison
Pemberian hidrokortison bertujuan untuk memperbaiki kekurangan akibat insufisiensi sekresi korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri (insufisiensi primer) atau hipofisis (insufisiensi sekunder). Hidrokortison juga diberikan pada pasien reumatoid yang sifatnya progesif, dengan pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat sehingga mengganggu sosio-ekonomi pasien, meskipun telah diberikan istirahat, terapi fisik, dan obat golongan anti-inflamasi nonsteroid. Hidrokortison bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi traskripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid. (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 485, 496)
Injeksi Gagal Jantung (Intravena)
Digoksin adalah glikosida jantung yang diekstraksi dari daun Digitalis lanata. Pengaruh glikosida jantung terhadap otot jantung tergantung dosis dan berupa efek langsung terhadap otot jantung serta sistem konduksi dan efek tidak langsung terhadap sistem kardiovaskuler yang dihantarkan melalui sistem saraf otonom
Injeksi Hipoglikemia
Injeksi hipoglikemia adalah injeksi yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah. Biasanya digunakan pada penderita yang mengalami kelebihan gula darah. Keadaan ini biasanya disebut dengan diabetes. Antidiabetik merupakan kelompok obat yang digunakan dalam pengobatan diabetes mellitus (DM) dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral. Insulin tergolong hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas babi maupun sapi tetapi kini telah dapat disintesis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan E.coli.
Berdasarkan mula dan lama kerjanya jenis insulin dibedakan atas :
1. Insulin kerja singkat (short acting) disebut juga soluble, regular insulin
2. Insulin kerja sedang (intermediate acting)
3. Insulin kerja sedang dengan mula kerja singkat
4. Insulin kerja lama (long acting)
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg% dan saat puasa 80-160 mg% setelah makan. Untuk usia di atas 60 tahun, batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg% seteleh makan.
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap pasien akan insulin, oleh karena itu pasien harus diajarkan memantau kadar gula darahnya sendiri.
Injeksi Anti Radang – Anti Rematik
Dexamethason mempunyai kegunaan sebagai anti inflamasi. Dexamethason dibuat sediaan injeksi karena untuk mendapatkan efek yang lebih cepat. Wadah yang digunakan berbentuk ampul karena sediaan injeksi dexamethason merupakan sediaan dosis tunggal dimana pemakaiannya hanya untuk satu kali. Pengawet harus ditambahkan untuk menjaga tumbuhnya mikroba sehingga sterilitas tetap terjaga.
Injeksi Teofilin

- Aminofilin merupakan kompleks 2:1 dari Teofilin dan etilendiamin (Handbook on Injectabe hal 85)
- Teofilin sebagai z.a untuk antiasma
- Etilendiamin digunakan agar terbentuk kompleks aminofilin yang mudah larut dalam air
- Bentuk pemberian adalah injeksi iv yang digunakan dalam wadah dosis tunggal ampul
- Tidak perlu ditambahkan pengawet karena sediaan dalam wadah dosis tunggal
- Sterilisasi akhir dengan autoklaf karena zat tetap stabil pada pemanasan tinggi

{[['']]}

Protap Memberikan Obat Intravena (Injeksi IV)

Memasukkan cairan obat langsung kedalampembuluh darah vena sehingga obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah.
Tujuan :

1. Memasukkan obat secara cepat
2. Mempercepat penyerapan obat
Lokasi Injeksi :

1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
Persiapan Alat :

1. Handscoen 1 pasang
2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau sesuai kebutuhan
3. Bak instrument
4. Kom berisi kapas alkohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Torniquet
10. Kikir ampul bila diperlukan
Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat secara Intravena
A. Fase orientasi

1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak
B. Fase kerja

1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
2. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip enam B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian, waktu dan dokumentasi)
3. Pasang sampiran atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
4. Mencuci tangan dengan baik dan benar
5. Memakai handscoon dengan baik
6. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
7. Mematahkan ampul ( bila perlu menggunakan kikir )
8. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik septik dan aseptik
9. Menentukan daerah yang akan disuntik
10. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
11. Memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan disuntik sampai venaterlihat jelas
12. Melakukan desinfeksi menggunakan kapas alkohol pada daerah yang akan disuntik dan biarkan kering sendiri
13. Memasukkan jarum dengan posisi tepat yaitu lubang jarum menghadap keatas, jarum dan kulit membentuk sudut 20 ̊
14. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang ditandai dengan darah masuk kedalam tabung spuit ( saat aspirasi jika ada darah berarti jarum telah masuk kedalam vena, jika tidak ada darah masukkan sedikit lagi jarum sampai terasa masuk di vena )
15. Buka tourniquet dan anjurkan pasien membuka kepalan tangannya, masukkan obat secara perlahan jangan terlalu cepat
16. Tarik jarum keluar setelah obat masuk ( pada saat menarik jarum keluar tekan lokasi suntikan dengan kapas alkohol agar darah tidak keluar )
17. Rapikan pasien dan bereskan alat

18. Lepaskan sarung tangan
19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk atau tissu
C. Fase terminasi

1. Evalusi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang
Hal yang Perlu Diperhatikan :


1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, maka usahakan agar klien tidak menjadi takut dengan memberikan penjelasan.
2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja.
3. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain, ingatprinsip enam benar dalam pemberian obat.
4. Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat disuntikan dan dicatat serta laporkan.
{[['']]}

SOP - Prosedur Pemberian Obat Melalui Intravena (IV)

Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit. Pemberian obat secara intravena merupakan pemberian obat yang sangat berbahaya. obat tersebut bereaksi dengan cepat karena obat masuk kedalam sirkulasi klien secara langsung. Berikut SOP pemberian obatnya.
1)      Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
2)      Tujuan
  • Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain.
  • Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
  • Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3)      Tempat injeksi
  • Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
  • Pada tungkai (vena saphenous)
  •  Pada leher (vena jugularis)
  • Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
4)      Peralatan
  • Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
  • Kapas alkohol
  • Sarung tangan
  • Obat yang sesuai
  •  Spuit 2 ml – 5 ml
  • Bak spuit
  • Baki obat
  • Plester
  •  Perlak pengalas
  • Pembendung vena (torniquet)
  • Kassa steril (bila perlu)
  • Bengkok
 5)      Prosedur kerja
  • Cuci tangan
  •  Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
  • Salam terapeutik
  • Identifikasi klien
  • Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
  • Atur klien pada posisi yang nyaman
  • Pasang perlak pengalas
  •  Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
  • Letakkan pembendung
  • Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
  •  Pakai sarung tangan
  • Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
  • Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
  • Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
  • Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
  •  Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
  • Observasi adanya darah pada spuit
  • Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
  • Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
  • Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
  • Kembalikan posisi klien
  • Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
  • Buka sarung tangan
  •  Cuci tangan
  • Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Daftar Pustaka
  • Potter, Perry, 2006. Fundamental Keperawatan: Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
    Smeltzer, Suzanne C. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan Suddarth., Edisi 8, EGC : Jakarta
{[['']]}

ALAT INTRA VENA (IV)

Alat intra vena adalah semua alat steril yang penggunaannya melalui saluran intravena. Contoh alat – alat tersebut antara lain adalah :
1. Spuit
Spuit / syringe adalah alat yang digunakan untuk pemberian secara iv / im / sub cutan dengan volume tertentu.
Spuit ini memiliki ukuran  1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 50 ml. masing – masing ukuran mempunyai penggunaan yang berbeda – beda


2. Jarum suntik
Jarum ini mempunyai ukuran : 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27 G  digunakan atau disambungkan dengan alat suntik seprti tesebut diatas




3. Wing Needle
Adalah jarum suntik bersayap, mempunyai ukuran : 21, 22, 25, 27 G
Fungsi : sebagai vena tambahan untuk pengobatan secara intra vena.


4. IV Catheter
IV catheter adalah catheter yang dimasukkan ke pembuluh darah vena.  IV Catheter  mempunyai ukuran : 18, 20, 22, 24 G
Fungsi : sebagai vena tambahan untuk pengobatan secara intra vena













5. Infus set (micro) / Microdrip
Infus set (macro) merupakan bagian dari infusion set untuk menampung cairan dengan volume tertentu dengan jumlah tetesan 60 tetes / ml. Mempuyai ukuran 19, 21, 23, 25 G



6. Infus set (macro)
Infus set (macro) merupakan seperangkat alat infus yang digunakan untuk pemberian cairan dalam volume besar (100–1000 ml) kepada pasien mempunyai  23, 25, 27 G




7. Blood transfusion set
Blood tranfusion set digunakan untuk pemberian darah kepada pasien (tranfusi) mempunyai ukuran 18, 21, 24, 26 G

{[['']]}

JARUM SUNTIK & ALAT SEMPRIT

JARUM SUNTIK
Yang termasuk dalam jarum suntik, yaitu:
1.      Jarum Suntik Yang Umum
Besar kecilnya ukuran jarum suntik ditentukan dengan nomor-nomor. Biasa yang digunakan no: 18G, 19G, 20G, 21G, 22G, 23G, 24G, 25G, 26G, 27G. Makin besar nomornya, makin kecil diameter jarum suntiknya.
Jarum Suntik Umum
2.      Jarum Suntik Gigi
Jarum suntik ini tersedia dalam 3 ukuran: 25 G-27 G- 30 G. jarum tersebut berujung dua dan alat suntiknya juga agak berbeda. 
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/08/1344929175406524413.jpg
Jarum Suntik gigi
3.      Jarum Suntik Spinal
Jarum suntik spinal digunakan untuk LUMBAL PUNCTIE (LP). Jarum ini dinamakan  SPINAL NEEDLE. Keistimewaan jarum LP: didalamnya terdapat jarum lagi.
Jarum Suntik Spinal
4.      Jarum Suntik Bersayap
Kegunaannya: berlaku sebagai vena tambahan atau perpanjangan vena dari tubuh kita untuk pengobatan I.V. jangka lama atau yang terputus- putus. Jarum ini berukuran 18 G sampai 25 G.
Jarum Suntik Bersayap
ALAT SEMPRIT
Alat semprit disebut juga alat suntik, INJECTIE- SPUIT atau SPUIT.


a.      Tuberculine syringe
Alat ini khusus digunakan untuk menyuntikkan tuberculin. Disebut mantoux test. Alat ini berkapasitas volume 1 ml dengan pembagian skala samapi 0,01 ml.
Tuberculine syringe
b.      Glycerin syringe
Umumnya terbuat dari logam (stainless steel)
Bentuknya seperti alat suntik biasa, Cuma kapasitas volumenya lebih besar yaitu 30 ml, 50 ml, dan 100 ml. Ujung kanule agak melengkung ke bawah dengan ujung berkepala.
Glycerin syringe
c.       Insulin syringe
Alat suntik ini khusus untuk menyuntikkan insulin. Kapasitas volumenya juga 1,0 ml. Hanya pembagian skalanya yang berbeda.
Insulin syringe
{[['']]}

Alat Kesehatan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan, Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
 Sejak perang dunia II di Indonesia sudah mengenal pabrik alat kesehtan Aesculap dari Jerman. Kini banyak dikenal nama pabrik  diantaranya Dimedia, Chiron, Diener, Reicodent, Rudolv, Martin dll.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 116/SK/79, Alat kesehatan dapat digolongkan menjadi :
1.     preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan
2.    Pestisida dan insektisida pembasi hama manusia dan binatang  piaraan
3.    alat kecantikan yang digunakan dalam salon kecantikan
4.    wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol infus
5.    peralatan obstetri dan hgynekologi
6.    pelalatan anestesi
7.    peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi
8.    peralatan dan perlengkapan kedokteran THT
9.    peralatan dan perlengkapan kedokteran mata
Sebagai dasar pengenalan alat-alat kesehatan tidak semua golongan alat diketengahkan, hanya alat-alat kesehatan yang ada di apotik dan sering dipergunakan oleh pasien atau dipergunakan medis dan perawat di rumah sakit.
Untuk memudahkan dalam mempelajari alat kesehatan ini maka kita coba dibagi menjadi :

A.  Alat-alat untuk perawatan

     Alat-alat yang dipergunakan untuk perawatan baik di rumah atau di rumah sakit dapat dikelompokan menjadi :
II.                                  
1.     Alat Pembalut Luka
a.    Plester
Fungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekat
Berdasarkan bahannnya Plester dapat dibagi ke dalam 7 macam, yaitu :
No.
Nama Bahan
  Nama Alat Kesehatan
1.
ZnO
Leukoplas
2.
Elastik
Handyplas, Band Aid, Elastikon
3.
Sutera
Leukosilk
4.
Rayon
Microfore, Dermisel
5.
Kertas
Leukopor, Dermilite
6.
Plastik
Leukofix, Transfor
7.
Plastik Waterprof
Setonplast, Blenderm


b.    GAAS (B. Belanda), Kasa (B. Indonesia)
Bentuk berupa kain jarang-jarang, seperti ram kawat.
Gaas atau kain kasa dapat digolongkan ke dalam :
1.     Gaas Steril, (Kasa Hydrofil Steril) yang paling banyak digunakan adalah ukuran 18 x 22 cm
2.    Dressing (penutup luka) ukuran 7,5 cm x 7,5 cm dan 10 cm x 10 cm
3.    Gaas yang berisi bahan obat.
Yang sudah banyak dikenal adalah :
Ø  Sofra-tule : Gaas steril berisi Soframisin
Ø  Bacti gras : Gaas steril berisi Chlorhexadine dalam parafin
Ø  Actisorb : Gaas steril berisi Charcoal
Ø  Petronet : Gaas steril berisi Parafin Jeli
4.    Verband (Pembalut)
Verband digolongkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
Ø  Kasa Hidrofil (Bandage Gauze) kain kasa panjang untuk membalut luka.
Ø  Pembalut Elastis (Elastic Bandage)
Ø  Pembalut Leher, untuk menopang kepala dan membatasi gerak dari tulang leher
Ø  Pembalut Gips, kain kasa dilengkapi kalsium setelah dibalut dibasahi air hangat agar mengeras untuk penderita patah tulang.


2.    Alat Perawatan Pasien
a.    Warm Water Zak (Beld.) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panas/ Buli-buli Panas.
Bentuk  : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres panas 

















b.    Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)
Bentuk  : berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan es batu
Fungsi : untuk kompres dingin.











c.    Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)
Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui.











d.    Tapelhoed atau Tapelhoedje (Beld.) Nipple Shield (Ing.) Pelindung Puting Susu
Fungsi : untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si bayi dapat menghisap air susu melewati alat tsb.










e.    Windring (Beld.) Air Cusion (Ing.)
Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk lingkaran seperti ban mobil, diameter dalam 13,5 cm luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/ ambeien.










f.    Colostomy Bag
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien setelah operasi colon (pembedahan usus buatan melalui otot dan kulit perut)




g.    Urinal
Fungsi : untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Ø  Urinal male : untuk pasien laki-laki




 


Ø  Urinal female : untuk pasien wanita 











h.    Bedpan
Fungsi : untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.











i.     Pus basin, Emesis basin
Fungsi : untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll. 








j.     Instrument Tray atau paratus
Fungsi : tempat menyimpan alat-alat perawatan.

III.      Alat Untuk Tindakan Medis
a.    Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung Tangan
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling
b.    Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Ø  Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Ø  Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Ø  Balloon Cathether/ Foley Cathether  : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

c.    Urine Bag
Fungsi : untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley Cathether  untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup
d.    Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.)
Fungsi :
Ø  untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung,
Ø  untuk membilas/ mencucui isi perut,
Ø  untuk pemberian obat-obatan.


e.    Feeding Tube
Fungsi : untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan melalui mulut atau hidung.

f.    Mucus Extractor atau Suction Cathether (Ing.) Slimzuiger (Beld.)
Fungsi : untuk menyedot lendir dari trakhea bayi baru lahir
g.    Wing needle
Fungsi : sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intra vena dalam jangka lama.


h.    Infusion set
Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus 

i.     Tranfusion Set
Fungsi : untuk pemberian tranfusi darah



j.     Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik



k.    Injection Needle (Ing.) Jarum Suntik
Fungsi : untuk menyuntik digabungkan dengan alat suntik (Spuit = Syringe).


l.      Gliserin Syringe (Ing.) Glyserin Spuit(Beld.) Spuit Gliserin
Fungsi : untuk menyemprotkan lavement/ clysma melaui anus  cairan yang sering digunakan adalah gliserin atau larutan sabun.

m.   Currete

     Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran




IV.      Alat Untuk Diagnosa Penyakit
a.    Buku test buta warna/ Ishihara’s Test for colour Blindness
Fungsi : memeriksa buta warna
b.    Chart Vision Snellen
Fungsi : memeriksa visus/ ketajaman penglihatan
c.    Reflex Hamer
Fungsi : memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu tubuh kita, misalnya lutut.
d.    Tongue depressor/ Tongue Blade (Ing.) Tong spatel (Ind.)
Fungsi : untuk menekan lidah agar dapat memeriksa/ melihat kelainan pada
tenggorokan, misalnya amandel. Faringitis dll.
e.    Laringeal mirror
Fungsi : untuk memeriksa/ melihat keadaan dalam mulut/ tenggorokan 


f.    Clinical hermometer (Ing.) Thermometer klinik (Ind.)
Jenisnya :
Ø  Thermometer klinik non elektronik (air raksa)
Ø  Thermometer klinik elektronik
Fungsi : mengukur susu tubuh/ badan

g.    Stethoscope
Jenisnya :
Ø  Obstetrical Stethoscope/  Stethoscope monoaural (Ing.) Stethoscope bidan
Fungsi : untuk mendengar bunyi jantung bayi dalam kandungan ibu hamil

Ø  Stethoscope binaural (bagian yang ditempelkan di telinga)
Fungsi : untuk mendengar bunyi organ tubuh mis. jantung, paru-paru dll
h.    Sphygmomanometer
Fungsi : untuk mengukur tekanan darah
Jenisnya :
Ø  Mercurial Sphygmomanometer/ Tensi meter air raksa

Ø  Anaeroid Sphygmomanometer/ Tensi meter tanpa air (memakai jarum)


Ø  Electical Sphygmomanometer
Ø  Automatic Sphygmomanometer/ /Tensi meter tanpa dipompa

i.     Speculum
Speculum atau specula (= bentuk jamak) adalah alat yang dimasukkan ke dalam liang rongga tubuh yang kegunaannya adalah untuk memeriksa/ melihat bagian yang berada di dalam liang rongga tsb.
a.    Nasal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung

b.    Ear Speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga telinga
c.    Rectum Speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/
 rektal
d.    Vaginal Speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang vagina

Alat-alat Bedah
  1. Scalpel (Beld.) Bistoury/ Bistouries (Ing.)  Pisau operasi (Ind.)
Istilah lain yaitu :
a.  Scalpel Blade : pisau operasi
   Fungsi : pembedahan
b.  Scalpel Handel pegangan pisau operasi
   Fungsi : pegangan pisau operasi
  1. Gunting
Gunting merupakan alat untuk memotong. Jenis-jenis gunting antara lain :
a.  Bandage Scissors (Ing.) Verbandschaar (Beld.) gunting verband atau Gaas
   Fungsi : memotong verband atau kain kasa
b.  Surgical Scissors gunting operasi
   Fungsi : gunting untuk pembedahan
c.   Dissecting Scissors
Fungsi : gunting untuk memotong jaringan tubuh untuk keperluan praktek.

  1. Forceps
Forceps merupakan alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan yang dapat dikontrol (dijepitkan dan dilepaskan) yang digunakan untuk menjepit atau memegang benda.
a.  Thumb Forceps atau Dissecting Forceps (Ing.) Anatomische  pinset (Beld.) Pinset anatomis (Ind.).
   Ciri-ciri : bagian dalam kedua belah ujungnya bergaris-garis horisontal.
b.  Surgical Forceps atau Tissue Forceps (Ing.) Chirrurgical pinset (Beld.) pinset operasi.
   Ciri-ciri : ujung piset keduanya bergigi.
c.   Cilia pinset atau Cilia Forceps
   Fungsi : untuk menjepit/ mencabut rambut.
d.  Suture Clip Applying Forceps ataut Pinset Agrave
Fungsi : untuk menjepitkan clip pada luka sehingga luka tidak terbuka.
e.  Klem
Klem atau Clamp adalah alat untuk menjepit (memegang dan menekan) suatu benda.
Jenis-jenis klem antara lain :
a)         Arterie klem (Beld.) Artery Forceps (Ing.)
Arteri klem tergolong alat seperti pegangan gunting dengan cantelan.
   Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah arteri.
Arteri klem dapat digolongkan ke dalam dua bagian
Ø    Kocher : ujungnya bergigi
Ø    Pean : ujungnya tidak bergigi


b)        Peritoneum forceps
   Fungsi : untuk menjepit jaringan selaput perut. 

  1. Needle Holders (Ing.) Naald Voerder (Beld.)Fungsi : untuk menjepit jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti luka kecelakaan atau pembedahan.
  1. Hecht Naald (Beld.) Surgical Needles atau Suture Needles (Ing.) jarum jahit
Fungsi : jarum untuk menjahit luka
Jenis-jenis jarum jahit
Ø  ujungnya bulat untuk menjahit otot
Ø  ujungnya segi tiga untuk menjahit kulit


  1. Suture (Ing.) Benang Bedah
Benang bedah dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
    1. Yang dapat diabsorbsi jaringan tubuh.
Menurut bahannya terdiri dari :
Ø  Collagen yang berasal dari jaringan usus sapi, sub mukosa kambing, usus kucing. Sampai sekarang disebut Catgut (usus kucing)
Catgut dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu :
-       Catgut Plain
-       Catgut Chromic
Catgut Chromic adalah Catgut Plain yang dilapisi oleh chromium sehingga daya kekuatan mengikatnya lebih lama.
Ø  Polygiactin 910 conrtoh : Vicryl
Ø  Polygiactin acid conrtoh : Dexon

    1. Yang tidak diabsorbsi tubuh.
Jenisnya yaitu :
Ø  Linen dari rami
Ø  Sutera, dalam bahasa Belanda : Zijde Dalam Bahasa Inggris Silk
Ø  Polyamide (Nylon)
{[['']]}
 
Dukungan : Pusat Grosir | Pusat Kosmetik | Pusat Perlengkapan
Copyright © 2011. Produk Kecantikan Tuban - All Rights Reserved
Layanan Affiliate Dropship Member
Halaman Utama Pusat Grosir